Senin, 20 Februari 2017

Untuk Lebih membahas tentang adat toraja sebaiknya kita harus lebih mengetahui tentang sejarah budaya tana toraja
Suku Toraja
Sejarah Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 650.000 jiwa, dengan 450.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaananimisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma. Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909. Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari.

Suku Toraja memiliki sedikit gagasan secara jelas mengenai diri mereka sebagai sebuah kelompok etnis sebelum abad ke-20. Sebelum penjajahan Belanda dan masa pengkristenan, suku Toraja, yang tinggal di daerah dataran tinggi, dikenali berdasarkan desa mereka, dan tidak beranggapan sebagai kelompok yang sama. Meskipun ritual-ritual menciptakan hubungan di antara desa-desa, ada banyak keragaman dalam dialek, hierarki sosial, dan berbagai praktik ritual di kawasan dataran tinggi Sulawesi. "Toraja" (dari bahasa pesisir to, yang berarti orang, dan Riaja, dataran tinggi) pertama kali digunakan sebagai sebutan penduduk dataran rendah untuk penduduk dataran tinggi. Akibatnya, pada awalnya "Toraja" lebih banyak memiliki hubungan perdagangan dengan orang luar—seperti suku Bugis, suku Makassar, dan suku Mandar yang menghuni sebagian besar dataran rendah di Sulawesi—daripada dengan sesama suku di dataran tinggi. Kehadiran misionaris Belanda di dataran tinggi Toraja memunculkan kesadaran etnis Toraja di wilayah Sa'dan Toraja, dan identitas bersama ini tumbuh dengan bangkitnya pariwisata di Tana Toraja. Sejak itu, Sulawesi Selatan memiliki empat kelompok etnis utama—suku Bugis (meliputi pembuat kapal dan pelaut), suku Makassar (pedagang dan pelaut), suku Mandar (pedagang, pembuat kapal dan pelaut), dan suku Toraja (petani di dataran tinggi).
Sejarah
Teluk Tonkin, terletak antara Vietnam utara dan Cina selatan, dipercaya sebagai tempat asal suku Toraja.
Pada tahun 1920-an, misi penyebaran agama Kristen mulai dijalankan dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda.Selain menyebarkan agama, Belanda juga menghapuskan perbudakan dan menerapkan pajak daerah. Sebuah garis digambarkan di sekitar wilayah Sa'dan dan disebut Tanah Toraja. Tanah Toraja awalnya merupakan subdivisi dari kerajaan Luwu yang mengklaim wilayah tersebut. Pada tahun 1946, Belanda memberikan Tanah Toraja status regentschap, dan Indonesia mengakuinya sebagai suatu kabupaten pada tahun 1957.

Keluarga
Keluarga adalah kelompok sosial dan politik utama dalam suku Toraja. Setiap desa adalah suatu keluarga besar. Setiap tongkonan memiliki nama yang dijadikan sebagai nama desa. Keluarga ikut memelihara persatuan desa. Pernikahan dengan sepupu jauh (sepupu keempat dan seterusnya) adalah praktek umum yang memperkuat hubungan kekerabatan.Suku Toraja melarang pernikahan dengan sepupu dekat (sampai dengan sepupu ketiga) kecuali untuk bangsawan, untuk mencegah penyebaran harta.
Hubungan kekerabatan berlangsung secara timbal balik, dalam artian bahwa keluarga besar saling menolong dalam pertanian, berbagi dalam ritual kerbau, dan saling membayarkan hutang.
Setiap orang menjadi anggota dari keluarga ibu dan ayahnya. Anak, dengan demikian, mewarisi berbagai hal dari ibu dan ayahnya, termasuk tanah dan bahkan utang keluarga.
 Agama
Sistem kepercayaan tradisional suku Toraja adalah kepercayaan animisme politeistik yang disebut aluk, atau "jalan" (kadang diterjemahkan sebagai "hukum"). Dalam mitos Toraja, leluhur orang Toraja datang dari surga dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara berhubungan dengan Puang Matua, dewa pencipta.

Dewa-dewa Toraja lainnya adalah Pong Banggai di Rante (dewa bumi), Indo' Ongon-Ongon (dewi gempa bumi), Pong Lalondong (dewa kematian), Indo' Belo Tumbang (dewi pengobatan).
Satu hukum yang umum adalah peraturan bahwa ritual kematian dan kehidupan harus dipisahkan. Suku Toraja percaya bahwa ritual kematian akan menghancurkan jenazah jika pelaksanaannya digabung dengan ritual kehidupan.Kedua ritual tersebut sama pentingnya. Ketika ada para misionaris dari Belanda, orang Kristen Toraja tidak diperbolehkan menghadiri atau menjalankan ritual kehidupan, tetapi diizinkan melakukan ritual kematian. Akibatnya, ritual kematian masih sering dilakukan hingga saat ini, tetapi ritual kehidupan sudah mulai jarang dilaksanakan.

Tongkonan
Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata "tongkonan" berasal dari bahasa Toraja tongkon ("duduk").
Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena Tongkonan melambangan hubungan mereka dengan leluhur mereka.
Ada tiga jenis tongkonan. Tongkonan layuk adalah tempat kekuasaan tertinggi, yang digunakan sebagai pusat "pemerintahan". Tongkonan pekamberan adalah milik anggota keluarga yang memiliki wewenang tertentu dalam adat.

Ukiran kayu
Bahasa Toraja hanya diucapkan dan tidak memiliki sistem tulisan. Untuk menunjukkan kosep keagamaan dan sosial, suku Toraja membuat ukiran kayu dan menyebutnyaPa'ssura (atau "tulisan"). Oleh karena itu, ukiran kayu merupakan perwujudan budaya Toraja.

Upacara pemakaman
Dalam masyarakat Toraja, upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal.
Upacara pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya pemakaman.
Dalam masa penungguan itu, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan.

Ada tiga cara pemakaman: Peti mati dapat disimpan di dalam gua, atau di makam batu berukir, atau digantung di tebing. Orang kaya kadang-kadang dikubur di makam batu berukir. Makam tersebut biasanya mahal dan waktu pembuatannya sekitar beberapa bulan. Di beberapa daerah, gua batu digunakan untuk meyimpan jenazah seluruh anggota keluarga. Patung kayu yang disebut tau tau biasanya diletakkan di gua dan menghadap ke luar.Peti mati bayi atau anak-anak digantung dengan tali di sisi tebing. Tali tersebut biasanya bertahan selama setahun sebelum membusuk dan membuat petinya terjatuh.

Musik dan Tarian
Suku Toraja melakukan tarian dalam beberapa acara, kebanyakan dalam upacara penguburan. Mereka menari untuk menunjukkan rasa duka cita, dan untuk menghormati. Pertama-tama, sekelompok pria membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu sepanjang malam untuk menghormati almarhum (ritual terseebut disebut Ma'badong) Ritual tersebut dianggap sebagai komponen terpenting dalam upacara pemakaman dan
tarian Ma'randing mengawali prosesi ketika jenazah dibawa dari lumbung padi menuju rante, tempat upacara pemakaman. Selama upacara, para perempuan dewasa melakukan tarian Ma'katia sambil bernyanyi dan mengenakan kostum baju berbulu.

Suku Toraja bernyanyi dan menari selama musimpanen. Tarian Ma'bugi dilakukan untuk merayakan Hari Pengucapan Syukur.
tarianMa'gandangi ditampilkan ketika suku Toraja sedang menumbuk beras
tarian perang, misalnya tarian Manimbong yang dilakukan oleh pria dan kemudian diikuti oleh tarian

Ma'dandan oleh perempuan.  
Ma'bua adalah upacara Toraja yang penting ketika pemuka agama mengenakan kepala kerbau dan menari di sekeliling pohon suci.

Alat Musik TradisionalToraja
Contoh Alat musik tradisional Toraja adalah suling bambu yang disebut Pa'suling. Suling berlubang enam ini dimainkan pada banyak tarian, seperti pada tarian Ma'bondensan, ketika alat ini dimainkan bersama sekelompok pria yang menari dengan tidak berbaju dan berkuku jari panjang. Suku Toraja juga mempunyai alat musik lainnya, misalnya Pa'pelle yang dibuat dari daun palem dan dimainkan pada waktu panen dan ketika upacara pembukaan rumah.

Bahasa
Bahasa Toraja adalah bahasa yang dominan di Tana Toraja, dengan Sa'dan Toraja sebagai dialek bahasa yang utama.Bahasa Indonesia. sebagai bahasa nasional adalah bahasa resmi dan digunakan oleh masyarakat,
Ragam Bahasa. di Toraja antara lain Kalumpang, Mamasa, Tae' , Talondo' , Toala' , dan Toraja-Sa'dan, dan termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia dari bahasa Austronesia Pada mulanya, sifat geografis Tana Toraja yang terisolasi membentuk banyak dialek dalam bahasa Toraja itu sendiri.
http://ragamsukudunia.blogspot.co.id/2014/05/sejarah-dan-budaya-suku-toraja-sulawesi.html

Adapun 10 Hal unik Adat Tana Toraja yang Akan sering anda Jumpai saat berkunjung ke Tana Toraja

1. UPACARA PEMAKAMAN "RAMBU SOLO" Melalui upacara Rambu Solo' inilah bisa anda saksikan bahwa masyarakat Toraja sangat menghormati leluhurnya. Prosesi upacara pemakaman ini terdiri dari beberapa susunan acara, dimana dalam setiap acara tersebut anda bisa menyaksikan nilai-nilai kebudayaan yang sampai sekarang masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Toraja.

Here is a US $4.00 coupon: https://goo.gl/efW8Ef
1. UPACARA PEMAKAMAN "RAMBU SOLO" Melalui upacara Rambu Solo' inilah bisa anda saksikan bahwa masyarakat Toraja sangat menghormati leluhurnya. Prosesi upacara pemakaman ini terdiri dari beberapa susunan acara, dimana dalam setiap acara tersebut anda bisa menyaksikan nilai-nilai kebudayaan yang sampai sekarang masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Toraja.

Here is a US $4.00 coupon: https://goo.gl/efW8Ef
1. UPACARA PEMAKAMAN "RAMBU SOLO" Melalui upacara Rambu Solo' inilah bisa anda saksikan bahwa masyarakat Toraja sangat menghormati leluhurnya. Prosesi upacara pemakaman ini terdiri dari beberapa susunan acara, dimana dalam setiap acara tersebut anda bisa menyaksikan nilai-nilai kebudayaan yang sampai sekarang masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Toraja.

Here is a US $4.00 coupon: https://goo.gl/efW8Ef

1. UPACARA PEMAKAMAN "RAMBU SOLO" Melalui upacara Rambu Solo' inilah bisa anda saksikan bahwa masyarakat Toraja sangat menghormati leluhurnya. Prosesi upacara pemakaman ini terdiri dari beberapa susunan acara, dimana dalam setiap acara tersebut anda bisa menyaksikan nilai-nilai kebudayaan yang sampai sekarang masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Toraja. 


2. BERBAGAI MACAM KUBURAN Mungkin anda termasuk salah satu pembaca yang heran, kenapa beberapa obyek wisata di Toraja ini justru menyuguhkan tempat wisata yang terkesan sedikit menyeramkan, bukannya memamerkan keindahan alam. Namun, begitulah adanya dan nyatanya, kuburan unik di Toraja tersebut justru menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal. Kuburan di Toraja bermacam-macam ada kuburan gantung, kuburan batu, kuburan goa, dan kuburan pohon. Setiap kuburan cukup unik karena setiap kuburan ini memiliki cerita masing-masing. Misalnya saja seperti bayi yang meninggal dan belum tumbuh gigi, maka akan dimakamkan di Pohon Tarra dengan maksud bayi tersebut dapat meminum getah pohon sebagai ganti ASI. 



3. ADU KERBAU "MA'PASILAGA TEDONG" Ma' Pasilaga Tedong atau Tedong Silaga bukan lagi hal yang asing bagi sebagian orang yang pernah mengunjungi Toraja. Ma' pasilaga tedong atau Adu Kerbau adalah sebuah tradisi di Toraja sejak dari nenek moyang yang tetap dilestarikan sebagai salah satu bagian dari rambu solo'. Tak ada salahnya jika tedong silaga bisa dikatakan sebagai salah satu daya tarik Toraja karena merupakan salah satu acara yang paling meriah dan menarik untuk disaksikan secara langsung. Selain menyajikan keseruannnya tedong silaga menyimpan keunikan keunikan tersendiri yaitu nama nama kerbau yang unik unik.


4. CARA MENYEMBELIH KERBAU "MA' TINGGORO TEDONG" Ini merupakan tradisi yang bisa disebut uji adrenalin karena beberapa orang tidak berani untuk menyaksikan acara ini secara langsung karena takut atau mungkin tidak tega melihat kerbau tersebut, akan tetapi bagi orang Toraja ini adalah tradisi dan sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka. Mungkin bisa dibilang kalau acara ma'tinggoro ini menjadi sebab Parang Toraja di kenal sampai diluar Toraja karena ketajamannya, cukup satu kali tebas untuk membunuh seekor kerbau.
5.RUMAH ADAT "TONGKONAN" Tongkonan adalah rumah tradisional masyarakat Toraja. Terbuat dari tumpukan kayu yang dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, putih dan kuning. Kata “tongkonan” berasal dari bahasa Toraja yang berarti tongkon ”duduk”.Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan rumah adat ini sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja. Oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena melambangan hubungan mereka dengan leluhur mereka. Ada beberapa macam jenis rumah tongkonan sesuai fungsi dalam masyarakat.




RUMAH ADAT "TONGKONAN" Tongkonan adalah rumah tradisional masyarakat Toraja. Terbuat dari tumpukan kayu yang dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, putih dan kuning. Kata “tongkonan” berasal dari bahasa Toraja yang berarti tongkon ”duduk”.Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan rumah adat ini sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja. Oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena melambangan hubungan mereka dengan leluhur mereka. Ada beberapa macam jenis rumah tongkonan sesuai fungsi dalam masyarakat.

Here is a US $4.00 coupon: https://goo.gl/efW8Ef
RUMAH ADAT "TONGKONAN" Tongkonan adalah rumah tradisional masyarakat Toraja. Terbuat dari tumpukan kayu yang dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, putih dan kuning. Kata “tongkonan” berasal dari bahasa Toraja yang berarti tongkon ”duduk”.Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan rumah adat ini sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja. Oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena melambangan hubungan mereka dengan leluhur mereka. Ada beberapa macam jenis rumah tongkonan sesuai fungsi dalam masyarakat.

Here is a US $4.00 coupon: https://goo.gl/efW8Ef

6. UPACARA PENGGANTIAN BAJU JENAZAH "MA’ NENE" Di Toraja ada sebuah ritual atau kebiasaan dalam prosesi pemakaman cukup unik dan mungkin terasa menyeramkan. Mayat yang telah disemayamkan bertahun-tahun di sebuah tebing tinggi, kuburan batu, atau kuburan patani akan diupacarakan kembali dengan menganti semua pakaian dan mendandani layaknya orang yang hidup. Saat ini acara ma' nene yang bisa kita lihat ditoraja bukan lagi mayat berjalan seperti yang terjadi pada jaman dulu tetapi saat ini hanya sebatas menganti baju jenazah/mummi kemudian mengerakkan mayat tersebut layaknya orang berjalan .


7. ADU KAKI "SISEMBA" Ini adalah satu atraksi budaya Toraja yang mungkin tidak ada di daerah lain. acara ini sangat menarik untuk disaksikan karena atraksi ini lebih mirip dengan tauran namun sisemba ini hanya menggunakan kekuatan kaki. Acara sisemba diadakan setelah panen sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen. Acara ini biasanya dilakukan dengan melibatkan puluhan sampai ratusan orang namun tetap dengan rasa kekeluargaan sehingga tidak terjadi rasa dendam diantara peserta.




8. PEMANDANGAN ALAM Toraja tidak hanya terkenal karena budaya dan tradisinya tapi toraja juga terkenal dengan alamnya. Pernahkah anda mendengar sebuah daerah bernama Batutumonga? Inilah salah satu pilihan wisata alam terbaik yang dimiliki Indonesia. Mengunjungi Tana Toraja di Sulawesi Selatan, Anda bisa langsung melaju hingga ke Batutumonga. Salah satu pilihan destinasi wisata alam yang sayang jika Anda lewatkan orang sering menyebutnya "Negeri Diatas Awan". Batutumonga adalah sebuah desa yang memiliki udara yang sejuk selain itu mata anda akan dimanjakan dengan pemandangan terasering sawah yang begitu indah dan akan lebih indah ketika bertepatan dengan menguningnya padi petani. Deretan tongkonan beserta lumbung yang berdiri kokoh akan menjadi pemandangan yang menghiasi perjalanan anda dan pada titik-titik tertentu anda akan melihat puluhan rumah tongkonan yang tersusun begitu indahhttp://blog.reservasi.com/10-tempat-wisata-di-tana-toraja/ 




9. KOPI TORAJA Tidak dapat di pungkiri kalau kopi toraja kini sudah terkenal di dunia internasional. Kopi yang memiliki rasa yang unik ini berasal dari pegunungan Toraja sudah sangat terkenal di negara lain seperti Jepang yang kini menjadi pengimpor kopi terbesar dari Toraja. "Ingat Kopi.. Ingat Toraja.. lebih nikmat minum kopi Toraja di bumi Toraja" sebuah slogan yang kini digunakan pemerintah untuk mempromosikan kopi Toraja. menikmati segelas kopi Toraja ketika berkunjung ke Toraja menjadi pelengkap kunjungan anda.


10. TENUN TORAJA Kain Tenun Toraja merupakan salah satu warisan leluhur yang masih di jaga kelestariannya sampai saat ini. Kain tenun Toraja memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam budaya masyarakat Toraja . Kain tenun memegang peranan penting dalam berbagai upacara adat, juga berfungsi sebagai simbol kemakmuran dan kejayaan. Di masa lampau hanya orang-orang tertentu saja yang mampu memiliki kain-kain tersebut misalnya kaum bangsawan atau masyarakat ekonomi mampu. 




Demikianlah beberapa hal unik yang ada di Toraja dan masih banyak lagi keunikan-keunikan Toraja yang mungkin tidak akan anda temukan di tempat lain. Jangan pernah ragu untuk memasukkan Toraja kedalam agenda wisata anda karena Toraja akan menjadi sebuah momen yang tidak akan pernah anda lupakan. Anda tidak perlu ragu karena Toraja dikenal karena sikap toleransi dan keramahan orang-orangnya. "Jangan Mati Sebelum ke Toraja" sebuah ungkapan yang keluar dari mulut-mulut yang takjub dengan Toraja dan akan membuat anda bertanya-tanya ada apa dengan Toraja??? Negeri orang mati yang hidup???

sumber;
http://www.portalsolata.com/2014/08/10-hal-unik-yang-hanya-ada-di-toraja.html

Demikianlah beberapa hal unik yang ada di Toraja dan masih banyak lagi keunikan-keunikan Toraja yang mungkin tidak akan anda temukan di tempat lain. Jangan pernah ragu untuk memasukkan Toraja kedalam agenda wisata anda karena Toraja akan menjadi sebuah momen yang tidak akan pernah anda lupakan. Anda tidak perlu ragu karena Toraja dikenal karena sikap toleransi dan keramahan orang-orangnya. "Jangan Mati Sebelum ke Toraja" sebuah ungkapan yang keluar dari mulut-mulut yang takjub dengan Toraja dan akan membuat anda bertanya-tanya ada apa dengan Toraja??? Negeri orang mati yang hidup???

Here is a US $4.00 coupon: https://goo.gl/efW8Ef



 



1. UPACARA PEMAKAMAN "RAMBU SOLO" Melalui upacara Rambu Solo' inilah bisa anda saksikan bahwa masyarakat Toraja sangat menghormati leluhurnya. Prosesi upacara pemakaman ini terdiri dari beberapa susunan acara, dimana dalam setiap acara tersebut anda bisa menyaksikan nilai-nilai kebudayaan yang sampai sekarang masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Toraja.

Here is a US $4.00 coupon: https://goo.gl/efW8Ef
1. UPACARA PEMAKAMAN "RAMBU SOLO" Melalui upacara Rambu Solo' inilah bisa anda saksikan bahwa masyarakat Toraja sangat menghormati leluhurnya. Prosesi upacara pemakaman ini terdiri dari beberapa susunan acara, dimana dalam setiap acara tersebut anda bisa menyaksikan nilai-nilai kebudayaan yang sampai sekarang masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Toraja.

Here is a US $4.00 coupon: https://goo.gl/efW8